Gujo City, "Kyoto Kecil" di Jantung Jepang

GUJO CITY, KOMPAS.com — Gujo City dijuluki jantung Prefektur Gifu karena letaknya yang tepat berada di tengah prefektur tersebut. Kota ini sangat unik karena rumah-rumah penduduknya yang masih sangat tradisional.

Rumah-rumah bertingkat dua itu berukuran kecil dan berdiri di jalan-jalan kecil kota tersebut. Rumah-rumah itu masih berarsitektur asli. Selain ukuran rumahnya yang nyaris sama, catnya pun hampir seragam, coklat tua.

Berjalan-jalan di kota itu serasa kembali ke masa lalu. Namun, kesan itu langsung buyar ketika mobil-mobil mutakhir dan bercat mengilat buatan Jepang atau Eropa berseliweran di jalan-jalan kota itu.

Oleh masyarakat Jepang, Gujo mendapat julukan "Kyoto Kecil" karena seperti Kyoto, kota ini memiliki banyak sekali kuil. Hampir di setiap jalan terdapat kuil. Bahkan di satu jalan bisa terdapat lebih dari satu kuil.

Air lambang kehidupan

Satu hal yang khas dari kota ini adalah selokan kecil yang mengalir di sisi kiri dan kanan jalan. Airnya sangat jernih. Menurut Kepala Kantor Turisme Gujo City, Koji Mishima, air yang jernih itu menjadi kebanggaan warga kota.

"Selokan yang di sepanjang jalan ini menunjukkan ikatan dan kebersamaan yang terjalin di antara warga kota. Dan,, air yang bening ini melambangkan aliran darah bagi kehidupan kami," kata Mishima.

Mishima menjelaskan, air selokan itu berasal dari Sungai Yoshida. "Selokan itu awalnya dibangun warga untuk menghadapi kebakaran," jelas Mishima.

Dia kemudian menunjukkan ember yang digantung di setiap rumah. "Anda lihat ember-ember itu? Itulah sebagai persiapan menghadapi kebakaran," katanya.

Selain itu, warga juga bisa menggunakan air yang mengalir di selokan di depan rumah mereka itu untuk mencuci pakaian, bahkan untuk mencuci beras dan sayuran. Warga sangat menyadari betapa penting air bagi mereka sehingga mereka berkomitmen menjaga kebersihannya sampai saat ini.

Namun, daya tarik utama kota ini adalah Kastil Gujo Hachiman. Bangunan aslinya dihancurkan pada masa Edo yang berkuasa pada 1603 hingga 1868, tetapi istana yang indah itu dibangun kembali dan menjadi salah satu kastil tertua di Jepang.

Berbeda dengan kastil-kastil lain di Jepang yang dikelilingi pohon sakura, Kastil Gujo Hachiman dibangun di antara pohon maple. Bisa dibayangkan keindahannya ketika musim gugur tiba. Istana yang didominasi warna putih itu berdiri terlihat sangat mencolok di tengah warna merah daun maple yang hendak gugur.

Gujo Odori

Atraksi lain yang bisa dinikmati di Gujo City adalah "Gujo Odori". Tarian tradisional ini umurnya sudah sekitar 400 tahun dan biasa ditarikan pada musim panas.

Pada tanggal 13 hingga 16 Agustus, digelar Tetsuya Odoro atau menari semalam suntuk. Biasanya puluhan ribu orang dari seluruh Jepang memadati jalan-jalan Gujo untuk menarikan salah satu tarian paling terkenal di Jepang itu.

Gerakan Gujo Odori sangat sederhana sehingga wisatawan asing pun tidak mengalami kesulitan saat bergabung dengan warga Jepang untuk menarikannya.

Wisatawan yang berkunjung ke Gujo selain musim semi masih bisa belajar Gujo Odori di Museum Gujo Hachiman.

Di museum itu, dua penari akan mengajarkan beberapa gerakan tari Gujo Odori. Salah satunya adalah gerakan yang dinamai "Kawasaki".